Kisah Pria di Pati Buka Kafe Jadul dari KUR, Kini Ramai Pengunjung Sehari 100 Orang Lebih
Pati - Sebuah kafe di Desa Sidokerto Kecamatan Pati Kabupaten Pati ini terlihat unik dan nyentrik. Sebab saat nongkrong ke kafe satu ini terasa seperti sedang di rumah nenek karena nuansa tempo dulu. Hal ini lah kafe tersebut tidak pernah sepi setiap harinya.
Kafe ini bernama Blessing Coffe Pati yang berada di jalan Kunden Raya Jambean Desa Sidokerto Kecamatan Pati. Suasananya berada di pinggir kota. Sehingga jauh dari lalu lalang kendaraan. Meski demikian kafe ini tidak pernah sepi pengunjung.
Dari depan terlihat bentuk rumah joglo tua. Begitu masuk ruang tamu cukup luas. Di depan terdapat tempat pemesanan makanan ataupun minuman.
Uniknya di dalam terdapat benda-benda kuno. Seperti mesin jahit, sepeda, hingga bangunan rumah yang terlihat jadul. Pengunjung yang ke sana terasa seperti berkunjung ke rumah nenek.
Cerita awal mulanya
Pemilik kafe bernama Albert Wijaya. Albert menceritakan jika sebelumnya sempat membuat kafe di Plangitan Pati dua tahun ini dengan konsep tema jaman tempo dulu. Namun akhirnya pindah di Sidokerto Pati. Setelah pindah, Albert terinspirasi lebih membuat suasana kafe dengan konsep jadul.
"Awalnya kebetulan saya main ke kafe teman konsepnya rumah tua. Waktu saya di sana kok bagus. Terus dari situ lama-lama tertarik dengan rumah tua," kata Albert ditemui di lokasi, Jumat (29/11/2024).
Albert mengaku memilih lokasi yang berada di pinggir Kota. Sebab dia ingin membawa konsep tempo dulu dengan suasana di pedesaan. Di kafenya ini juga ada beberapa barang antik seperti sepeda, mesin jahit dan almari.
"Di sini konsepnya rumah tua terus nyaman. Jauh dari kota di pinggiran kota. Jadi orang orang yang mau nyantai bisa ke sini," ujarnya.
Albert mengaku membuka usaha ini penuh dengan kerja keras. Bahkan dia sempat memanfaatkan program kredit usaha rakyat (KUR) untuk memulai usaha. Awalnya dia meminjam modal Rp 35 juta dari KUR perbankan.
"Awalnya saya pinjam KUR Rp 35 juta dari BRI itu awal-awal untuk buka usaha pertama," kata dia.
Setelah usaha berkembang, Albert melunasi pinjaman pertama. Kini ia juga memanfaatkan KUR untuk mengembangkan usaha kafenya ini.
"Ini pinjam KUR BRI lagi senilai Rp 100 juta untuk pengembangan usaha agar lebih berkembang," ujarnya.
Sediakan menu murah meriah
Alber menjelaskan di kafenya ini banyak menu makanan dan minuman yang tersedia. Untuk minuman dia menyediakan berbagai macam kopi khas Pati dan Muria. Sedangkan untuk makanan seperti nasi ayam dan goreng.
"Harganya murah meriah, mulai dari Rp 10 ribu untuk minuman kopi, makanan mulai dati Rp 15 ribu," jelasnya.
100 pembeli lebih tiap hari
Kafe milik Albert ini buka setiap hari. Adapun hari Senin buka mulai jam 10.00 WIB sampai 23. WIB. Sementara saat hari minggu bukanya siang jam 12.00 WIB sampai 23.00 WIB.
"Sehari 100 pengunjung ke sini, rata-rata pekerja, mahasiswa, dari Pati ada Kudus juga ada," ujarnya.
Salah satu pengunjung Mutia mengaku sering ke kafe tersebut. Menurutnya suasana rumah yang jadul dan kuno terkesan seperti sedang di rumah nenek.
"Konsepnya rumah kuno, sering ke sana. Rasanya seperti ke rumah nenek," kata dia.
Menurutnya menu makanan dan minuman harganya terjangkau bagi pekerja seperti dirinya. Tak ayal dia bersama temannya sering nongkrong di kafe tersebut.
"Sering ke sini, sama teman biasanya ke sini," ungkap dia.
Posting Komentar untuk " Kisah Pria di Pati Buka Kafe Jadul dari KUR, Kini Ramai Pengunjung Sehari 100 Orang Lebih"